29 Februari 2008

Berjamaah di Masjid? … Harus!!!


Kok bisa? Coba simak dialog seorang buta dengan Rasulullah ini :

Seorang buta mengadu pada Rasulullah : “Ya Rasul, tiada yang menuntunku mengantar ke masjid, maka berilah keringanan untukku shalat di rumah”. Kemudian ia diberi keringanan oleh Rasul. Namun ketika ia baru beberapa langkah menuju pulang, Rasulullah memanggilnya kembali: “Adakah kamu mendengar adzan?”. Jawabnya : “Ya, aku mendengarnya”. Sabda Rasul: “karenanya, hendaklah kau penuhi panggilan (adzan) itu”. (HR Muslim)

Jujur, ketika mendengar kutipan hadits di atas saya cukup shock. Apa sih istimewanya shalat berjamaah di masjid hingga Rasul sedemikian ‘keukeuh’ meminta seorang buta melakukannya?



Shalat di Masjid, Banyak Untungnya


Hmmm … pertama : nilainya 27 kali lipat shalat di rumah/sendiri (HR Bukhari-Muslim), ini sudah ribuan kali kita dengar dari (mungkin) ratusan ustadz, guru agama di sekolah hingga ustadz di televisi. Tapi sepertinya selama ini kita (khususnya saya) nggak ‘mudeng’ dan menganggap ini hanya angin lalu, alias nggak penting. Toh kita sudah melakukan shalat lima waktu, lha wong yang shalat bolong-bolong saja masih banyak …

Tapi kalau kita gunakan logika sederhana, pilih mana kita bekerja dengan gaji satu juta dibandingkan dengan gaji 27juta? Orang waras mana yang akan memilih yang hanya 1 juta, ya kan?

Kedua, Jika sebelumnya kita telah berwudhu maka setiap langkah kita menuju ke masjid derajat kita akan dinaikkan 1 derajat serta diampuni 1 dosa (HR Muslim). Luar biasa bukan, bukan hanya dihapuskannya dosa kita, tapi juga dinaikkan derajat kita. Subhanallah. Makin jauh lokasi kita berarti makin oke tuh :).

Ketiga, selama kita berada di masjid malaikat mendoakan kita (HR Bukhari-Muslim). Tahu kan, bahwa mereka adalah mahluk-mahluk suci yang niscaya tak akan tertolak doanya. Kapan lagi kita mendapatkan prestise semacam ini?

Keempat, selama menunggu shalat kita dianggap melakukan shalat. Ck ck ck! Sungguh Maha Pemurah Allah.
Oh ya, satu lagi. Waktu antara adzan dan iqamat ternyata adalah waktu mustajab bagi doa kita, alias doa kita tidak akan tertolak oleh Allah. Great!



Shalat di Masjid, Penting lho!


Hanya orang munafik yang berat melaksanakan shalat berjamaah di Masjid, terutama ketika Subuh dan Ashar (HR Abu Hurairah). Wah ini yang cukup mengerikan buat kita. Apa rela kita menjadi bagian orang-orang munafik, yang bahkan Rasul membenci mereka melebihi kaum kafir. Moga kita bukan bagian dari mereka, amien …

Ini saya kutipkan hadist lainnya …

Seseorang mengadu kepada Rasulullah SAW: “Ya Rasul, bahwasanya kota Madinah ini banyak binatang buas lagi kejam, yang tentu aku sangat khawatir atas keselamatanku". Rasulullah menjawab : "Adakah kamu mendengar Hayya alash-shalah, hayya alal falah? Kalau mendengarnya maka datanglah untuk memenuhinya”
(HR Abu Daud)

Wah, berarti kondisi alam yang berat sekali pun kita tetap harus ke masjid. Apalagi Cuma karena gerimis kecil, bukan halangan lagi ya? Hmmm Moga kita diberikan keringanan langkah dan kemudahan selalu.


Murka Rasul!




Rasulullah bersabda : “ Demi Dzat yang diriku ditangan-Nya, aku ingin menghimpun kayu bakar, lalu kusuruh seseorang mengumandangkan adzan shalat, dan kusuruh pula imam memimpin shalat berjamaah, dan kudatangi mereka yang tidak shalat berjamaah, kubakar mereka bersama rumah-rumahnya!"
(HR Bukhari – Muslim)

Aih, besar benar murka Rasul terhadap mereka yang meninggalkan shalat berjamaah. Saya tidak berani berkomentar banyak terhadap hadits ini, terasa sangat gamblang dan jelas aura kemurkaan kekasih Allah ini. Saya sangat merinding begitu mengetahui keberadaan hadits ini. Laa haulaa wa laa quwata illa billah …


Keringanan

Barangsiapa mendengar seruan adzan tetapi tidak dapat memenuhinya tanpa suatu udzur maka shalat yang dikerjakannya tidak akan diterima. Para sahabat bertanya : Apakah udzurnya? Jawab Rasul SAW : ketakutan atau sakit (HR Abu Daud, Ibn Hibban, Ibnu Majah)

Luar biasa ya, mungkin sebelum mengetahui sedemikian pentingnya shalat berjamaah ini kita pasti akan menganggap remeh. Bahkan berlomba-lomba membuat mushala kecil di dalam rumah kita. Ternyata bukan itu yang diinginkan Rasul kita, pasti ada hikmah besar dibalik seruan shalat berjamaah di masjid ini yang belum kita ketahui hingga kini. Apakah ini adalah suatu fasa yang harus kita lewati bagi kebangkitan Islam? Mari kita buktikan bersama. Ayo mulai sekarang aja!

“Sesungguhnya yang meramaikan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.”
(QS At Taubah : 18)

(tulisan ini saya dedikasikan khusus bagi guru, panutan, sekaligus sahabat terbaik saya : Mr. Akhmad Tefur)

Apakah ‘ADA’ itu benar-benar ada … ?


Menonton trilogy Matrix, terutama film pertama, membuat saya agak sedikit dipaksa untuk kembali mereview tentang paham materialisme. Paham ini sepenuhnya meyakini bahwa benda yang tampak adalah materi yang mutlak keberadaannya, alasannya ia bisa kita sentuh, ada tekstur halus atau kasar, ia bisa kita lihat, karenanya kita bisa menentukan warna, ia bisa kita baui, ada yang harum dan ada yang kurang sedap baunya, ia juga bisa kita rasakan, jadi kita mengenal rasa manis, asam, pedas, dan lainnya. Penganut paham ini ngotot karena semua telah terbuktikan secara ilmiah.

Segenap penghuni bumi saya yakini termasuk dalam kategori pengikut paham ini, termasuk saya. Hingga beberapa cuplikan pengalaman yang terserak dipikir-pikir ternyata memiliki kaitan yang tak terduga. Bagi saya ini lumayan membuat saya nggak bisa tidur malam itu.


Kepingan-Kepingan

Berawal dari Film Matrix I, di tokoh Neo diposisikan sebagai pemberontak dari dunia yang telah diciptakan untuknya dengan sempurna. Ia dan bahkan seluruh penghuni ‘dunia sempurna’ ciptaan itu tidak pernah mengetahui bahwa mereka hanyalah sesosok tubuh di dalam tabung. Tubuh yang tak pernah bergerak apalagi keluar dari tabungnya masing-masing itu dihubungkan secara begitu rumit dengan suatu pensuplay realita yang telah telah diatur sedemikian sempurna oleh sang tokoh antagonis di film tersebut.

Segenap penghuni ‘dunia sempurna’ itu menjalani hari-harinya sejak kecil hingga dewasa, renta, bahkan hingga dijemput kematian dalam sebuah skenario yang telah dirancang oleh Sang Perancang dengan begitu lengkap dan details hingga milisecon dan milimeternya. Padahal, sekali lagi, tiap-tiap diri mereka sebenarnya hanyalah sesosok jasad yang sedikit pun tak pernah beranjak dari dalam tabung. Sungguh mengerikan! Itu yang pertama kali terlintas di benak saya. Bagaimana jika saya adalah bagian dari penduduk ‘dunia sempurna’ itu? Dan Tuhan adalah Sang pensuplay realita ke alam pikiran kita, setiap saat, setiap hembusan napas, bahkan setiap persekian detiknya?

Jeda beberapa waktu ketika saya hampir melupakan Matrix. Ketika saat itu tengah begitu popular buku-buku Harun yahya, yaitu buku-buku Sains Populer Islami, ada sebuah judul salah satu bukunya “Mengenal ALLAH lewat akal” yang memaksa kembali untuk mengingat Matrix. Saya dihadapkan pada benang merah yang kurang lebih sama.

Berbeda dengan Matrix, setelah membaca buku ini saya hampir semalaman tidak bisa tidur. Bagaimana tidak, buku ini bahkan melibatkan keimanan saya, yang mau tidak mau membetot saya masuk jauh ke dalam suatu kenyataan mengerikan, ini semua benar! Ini semua logis dan masuk akal. Malam itu saya babak belur, layaknya in , tepatnya yang baru terjatuh di dasar jurang.

Dengan lugas dan gamblang Harun yahya menguraikan semua ini sekaligus mampu memporak-porandakan paham materialisme. Hmm … begini …



Mimpi

Pernah kita bermimpi? Saya tahu ini pertanyaan bodoh. Kita kadang bermimpi naik sepeda, lalu terjatuh, Atau kita bermimpi tengah berenang di kolam renang bersama teman-teman kita, atau kita mimpi dikejar-kejar seekor anjing? Mimpi tangan kita tersentuh api rokok? Atau bermimpi baru mendapat door price sebuah mobil mewah? Pasti kita mengalami ratusan ribu atau bahkan jutaan mimpi baik itu menyenangkan atau pun menakutkan selama hidup kita.

Ketika kita bermimpi naik sepeda dan terjatuh, apakah kita merasakan sakit? Tentu saja ? Bahkan kita mungkin menangis dalam mimpi itu. Mimpi berenang pun demikian, kita pasti merasakan sensasi segarnya di dalam air kolam. Dikejar anjing, napas kita tersengal dan tubuh bermandikan peluh, belum lagi perasaan takut yang hebat terhadap anjing yg mengejar kita. Semua begitu nyata. Panasnya api rokok pun begitu terasa ketika tersenggol tangan kita. Apakah benar Anda tengah main sepeda? Anda tengah berenang? Anda tengah dikejar anjing? Tidak! Anda saat itu tengah tertidur di atas ranjang Anda. Anda bahkan tidak bergerak ke mana pun, Anda hanya berbaring. Bahkan tidak ada rokok di sekitar Anda. Tapi mengapa semua yang kita alami begitu nyata?


Otak di ruang kedap cahaya bisa melihat

Otak kita benar-benar kedap cahaya, tapi kita kok bisa melihat? Bukankah dibutuhkan cahaya untuk dapat melihat sesuatu?

Otak kita juga terlindungi dengan kuat di dalam tengkorak kepala, mengapa ia mampu mengetahui bau, rasa, suhu dan suara?

Ya, semua kesan tersebut diperoleh otak atas laporan kelima indera yang kita miliki. Apakah benar otak kita yang menganalisa laporan tersebut? Bukankah otak hanya mampu menerima laporan tersebut sebagai data yang siap diolah? Lantas siapa yang mengolahnya kalau begitu?


Sosok di dalam kepala

Ya, ternyata ada sosok kecil yang tinggal di dalam otak kita. Dialah yang melihat dan menterjemahkan gambar yang dikirim ke otak, suara yang diterima dari indra pendengar, bau dari penciuman kita, rasa dari lidah kita, dan tentu saja tekstur dan suhu dari kulit kita. Siapakah sosok ini? Menurut Harun Yahya dalam bukunya, dialah ruh kita …

Layaknya menonton televisi, (bedanya bukan hanya gambar dan suara, melainkan juga plus bau, rasa, dan tekstur-suhu) sang ruh terus akan menyaksikan tayangannya dari waktu ke waktu hingga tiba saatnya tayangan televisi tersebut berakhir. Inilah mungkin yang kita kenal sebagai kematian.

Siapakah yang mengirim sinyal tayangan televisi yang kita terima itu? Tentu saja Allahu Rabbul ‘alamin. Dia bebas mengirim sinyal apa saja ke kita dan itu sifatnya sangat personal alias sinyal itu khusus buat kita seorang. Tinggal Dia akan menilai respon kita atas semua sinyal yang dia berikan, apakah sesuai dengan tuntunan-Nya atau tidak. Ini pasti direcord setiap detail oleh-Nya Sang Maha Melihat.

Tiap orang/mahluk pasti menerima sinyal yang khusus dan berbeda. Jadi dunia ini di mata setiap mahluk akan tampil sesuai sinyal yang ia terima. Luar biasa!

Apakah kita masih yakin bahwa dunia sekitar kita memang benar-benar ada? Ataukah hidup kita ini hanyalah merupakan mimpi yang panjang? Dan ketika kita terbangun kelak kita berada pada hari di mana setiap yang kita lakukan diperhitungkan oleh-Nya?

Apakah kita sebenarnya hanya sosok dalam tabung yang setiap detiknya menerima sinyal dari Sang Maha Pencipta. Bahkan kita tak pernah beranjak dalam tabung itu selama hidup kita


Sisi terliar dalam diri saya membisikkan : “Hey, ternyata dunia seisinya ini memang diciptakan Tuhan khusus untuk kamu seorang, Iman”. Jika memang demikian, hmm ... sungguh ini beban yang luar biasa berat …!
Wallahu’alam bish shawab …

25 Februari 2008

Fakta-fakta di Harry Potter and the Deathly Hallows (bagian 2)


Kembali ke Hogwarts

· Ketika bekas luka di dahinya sakit tiba-tiba, dia mengetahui bahwa Horcrux yang dicari oleh Voldemort di Hogwarts adalah Deadem Ravenclaw.
· Luna mengantarkan Harry ke asrama Ravenclaw dengan menggunakan jubah gaib.
· Di sana Luna berhasil menyelamatkan Harry dengan mantra bius kepada seorang pelahap maut yang tiba di sana dan melihat Harry. Anak-anak ravenclaw terbangun atas kebisingan ini.
· Profesor McGonagall menyusul ke asrama Ravenclaw karena keributan yang terjadi. Pelahap maut lainnya yang juga tiba di sana menghina McGonagall dan mengancam murid-murid. Harry memberikan kutukan cruciotus kepadanya.
· McGonagall terkejut atas kehadiran Harry. Harry menjelaskan tujuannya mencari sesuatu di Hogwart dan Voldemort sedang menuju ke Hogwart juga.
· Snape yang datang berhasil diusir oleh McGonagall dan guru-guru lainnya. Snape melarikan diri dari Hogwarts.
· McGonagall mengkoordinasi tindakan penyelamatan atas seluruh murid-murid dan merancang perlawanan terhadap Voldemort dan para pelahap maut yang setiap saat akan tiba.
· Sementara itu Harry meneruskan mencari Deadem Ravenclaw.


Peperangan dimulai

· Harry meminta bantuan nona kelabu, Hantu ravenclaw yang ternyata adalah anak Ravenclaw mengenai deadem ravenclaw.
· Atas info dari Nona Kelabu diketahui bahwa deadem tersebut telah diamankan oleh Voldemort, kemungkinan besar di Horgwats.
· Sementara itu peperangan para guru dan lascar dumbledor serta anggota orde dengan para pelahap maut yang mulai menyerang pun dimulai.
· Ron dan Hermione muncul dan bergabung dengan Harry. Mereka dari kamar rahasia mengambil taring basilik untuk menghancurkan piala emas yang merupakan horcrux. Hermione yang melakukannya.
· Mereka menuju ke kamar kebutuhan untuk mencari tempat semua barang disembunyikan.
· Mereka bertemu Draco, Crabe, dan Goyle di kamar kebutuhan. Setelah pertarungan yang cukup sengit yaitu melawan api kutukan Crabbe, Harry berhasil mendapatkan deadem Ravenclaw. Kini hanya tertinggal 1 horcrux lagi, yaitu Nagini.
· Pertarungan melawan pelahap maut terus berlanjut, Fred, Tonks, Colin Creevy dan Lupin tewas.
· Voldemort di Shrieking Shack, Harry melihatnya melalui pikiran Voldemort. Lucious memanggil Snape untuk menghadap Voldemort.
· Hary, Ron, Hermione dengan jubah gaib menuju ke tempat Voldemort.
· Voldemort meyakini bahwa tongkat sihir Elder yang diambilnya dari makam Dumbledore baru akan bekerja jika si pemiliknya dapat dikalahkan. Dia meyakini pemiliknya saat ini adalah Snape yang telah berhasil membunuh Dumbledore. Akhirnya Voldemort membunuh Snape.
· Harry yang menyaksikan pembunuhan itu menghampiri Snape yang ditinggalkan oleh Voldemort bersama Nagini. Snape memberikan pensievenya ke Harry.


Pensieve Snape

· Snape remaja menyukai Lily Potter. Bahkan sebelum mereka sama-sama masuk Hogwarts.
· Bibi Petunia muda ternyata juga menginginkan diundang menjadi sisa Hogwarts, bahkan menulis surat permohonan ke Dumbledore.
· Lily dan Snape sama-sama bersekolah di Hogwarts dan tetap berteman walaupun mereka berbeda asrama.
· Snape telah membuat janji dengan Dumbledore untuk membantu melindungi anak Lily yang masih hidup (Harry) sebagai tanda cintanya pada Lily.
· Dumbledore terkena kutukan ketika mengenakan cincin Marvolo (Horcrux) hingga sebelah lengannya terbakar. Kutukan itu tidak memiliki penangkal, karenanya Dumbledore menyadari umurnya yang telah dekat.
· Snape membantu mengobati Dumbledore. Dumbledore mengatur rencana agar Snape membunuhnya jika waktunya tiba. Hal ini bertujuan untuk menolong Draco dari tugasnya untuk membunuh Dumbledore.
· Dumbledore memberitahu Snape bahwa Harry merupakan salah satu Horcrux milik Voldemort.
· Snape sebenarnya menyayangi Harry, terbukti ketika mengetahui Harry adalah salah satu Horcrux dia menangis. Tugasnya menjaga Harry hingga tiba saatnya untuk ikt mati bersama Voldemort.
· Patronus rusa betina ternyata milik Snape, berarti dia yang menolong Harry menemukan pedang Gryffindor.
· Snape lah ternyata yang memberi saran cara pelarian Harry dengan membuat 7 harry Potter kembar kepada Mundungus, anggota Orde dan akhirnya dilaksanakan.


Kematian Harry

· Harry menyadari satu-satunya cara membunuh Voldemort adalah dengan membunuh seluruh Horcruxnya. Kini tersisa 2 Horcrux lagi Nagini dan dirinya.
· Harry melangkah menuju Voldemort di hutan terlarang untuk menyerahkan diri.
· Sebelum berangkat dia bertemu dengan Neville, Harry berpesan kepada Neville untuk membunuh Horcrux terakhir, yaitu Nagini.
· Dalam perjalanan menuju hutan terlarang Harry berhasil membuka snitch pemberia Dumbledore yang ternyata adalah batu bertuah, salah satu dari relikui kematian.
· Batu bertuah berhasil memumculkan sosok yang telah meninggal dunia, yaitu James Potter, Sirius, Lupin, dan Lily Potter. Kehadiran mereka menguatkan tekad`Harry bahkan dementor pun tidak lagi mempengaruhi Harry.
· Di tengah lingkaran para pelahap mau Harry membuka jubah gaibnya dan langsung berdiri menghadapi Voldemort. Bersamaan dengan itu sosok pendamping Harry lenyap.
· Voldemort memberikan kutukan tak termaafkan ke Harry, Harry pun tergeletak ke tanah.


Pertemuan dengan Dumbledore

· Harry berada dalam ruangan asing yang serba putih, di sana ia bertemu dengan Dumbledore.
· Dumbledore menyatakan walaupun sebagai Horcrux jiwa Harry tetaplah untuh dan tidak tersentuh.
· Menurut Dumbledore Harry telah berhasil menyatukan relikui kematian.
· Dumbledore menjelaskan tentang kematian Ibu dan adik bungsunya.
· Dumbledore menjelaskan fenomena tongkat sihir Harry yang menyerang sendiri kea rah Voldemort.
· Harry belum saatnya mati. Karena yang mati adalah pecahan jiwa milik voldemort, sedangkan jiwa Harry tetap utuh.


Pesta Kemangan Voldemort

· Harry tersadar dari kematian sesaatnya, namun dia tetap berpura-pura mati.
· Harry menjadi bulan-bulanan ejekan selama perjalanan ke Hogwarts.
· Hagrid akhirnya menggendong Harry menuju ke Hogwarts sambil terisak hebat.
· Tiba di Hogwart ledakan kedukaan atas kematian Harry. Profesor McGonagall, Ron, Hermione, dan semua pendukung Harry menjerit berduka.
· Voldemort menyatakan bahwa Harry terbunuh ketika hendak menyelinap menyelamatkan diri.
· Grawp muncul dan membuat suasana menjadi gaduh. Ditengah kegaduhan tersebut Neville berhasil mengambil memenggal kepala Nagini dengan menggunakan pedang Gryffindor yang muncul dari topi seleksi.
· Harry bersembunyi di bawah jubah gaib. Ia membantu untuk menyerang para pelahap maut.
· Harry mencoba memberikan mantra perlindungan kepada Profesor McGonagall, Kingsley, dan Slughorn ketika melawan Voldemort. Karenanya akhirnya keberadaan Harry yang masih hidup diketahui oleh semua orang.
· Harry berhadapan face to face dengan Voldemort.
· Percakapan keduanya Harry berhasil menjatuhkan mental Voldemort dengan menyatakan pemilik sah tongkat sihir Elder adalah Draco bukannya Snape. Dan Harry telah berhasil mengalahkan Draco. Voldemort gentar.
· Voldemort menyerang Harry dengan Avada kadabra, namun mantra itu justru berbalik menyerang Voldemort, ia mati.
· Tongkat sihir Elder di tangan Voldemort melayang dan kembali ke pemiliknya yang sesungguhnya, Harry. Di tangan Harry kini ada 2 tongkat sihir, yaitu Tongkat Elder dan Tongkat milik Draco.
· Kebahagian meledak. Harry menarik Ron dan Hermione ke ruang kepala sekolah. Harry menceritakan segalanya kepada kedua sahabatnya itu.
· Tongkat sihir Elder diputuskan dikembalikan ke asalnya.


Happy Ending

· Harry menikahi Ginny dan memiliki 3 orang anak.
· Hermione dan Ron menikah dan dikaruniai 2 orang anak.
· Bekas luka di dahi Harry tidak pernah sakit lagi.

24 Februari 2008

Fakta-fakta di Harry Potter and the Deathly Hallows (bagian 1)


Sebelum ini menjadi basi ‘plus’ hobi saya yang kasih bocoran bagi yang belum kelar baca ini buku JK Rowling ini.


Opening …

1. Ollivander (tau kan? Si pembuat tongkat sihir) ditangkap oleh Voldomert yang ingin mengetahui cara menaklukan misteri tongkat sihir kembar miliknya dan Harry.
2. Voldemort meminjam tongkat sihir Lucius atas saran Ollivander.
3. Pada usia 17 tahun mantra perlindungan terhadap Harry di Privet Drive akan hilang.
4. Snape membocorkan rencana waktu kepindahan Harry dari Privat Drive ke Voldemort.
5. Kepindahan Harry dari Privet drive dibantu oleh Orde Phoenix, yaitu antara lain Mad`Eye, Kingsley, Hagrid, Mundungus, Bill, Fleur, Lupin, Tonks, Fred, Goerge, Ron, dan Hermione.
6. Bibi Petunia sekeluarga diamankan oleh Orde Phoenix secara sihir.

7. Kepindahan Harry dilakukan dengan menjadikan 6 orang penjemput tersebut menjadi Harry Potter dengan ramuan polyjus, so jadi ada 7 Harry J
8. Kepindahan dilakukan dengan cara menyebar secara terpisah masing-masing tim 2 orang, yaitu Harry dan seorang pendamping menuju ke 12 rumah yang telah dilindungi dengan mantra perlindungan.
9. Harry didampingi Hagrid menggunakan motor milik Black.
10. Tiap2 tim langsung diserang oleh para pelahap maut.
11. Pelahap maut yang menyerang Harry akhirnya mengetahui Harry yang asli, karena Harry hanya menggunakan sihir lucutan tongkat bukan kutukan tak termaafkan, ketahuan deh.
12. atas laporan pelahap maut tadi, Voldemort menyerang Harry (asli), namun tongkat sihir Harry mampu menyerang Voldemort dengan sendirinya (diluar kendali Harry).
13. Harry dan Hagrid selamat dan tiba di rumah keluarga Tonks, dengan portkey menuju The Burrow.
14. Seluruh tim selamat kembali ke The Burrow kecuali Mad Eye Moody yang ternyata tewas, Mundungus yang ber’apparate’, serta sebelah telinga Goerge yang hilang.
15. Harry tinggal di The Burrow hingga genap berusia 17 tahun untuk kemudian melaksanakan wasiat Dumbledore untuk mencari Horcrux.
16. Ulang tahun Harry 1 hari sebelum pernikahan Bill – Fleur. Menteri sihir dating untuk memberikan wasiat Dumbledore kepada Harry, Ron dan Hermione.
17. Warisan Dumbledore untuk Harry adalah snitch pertandingan pertamanya dan pedang Gryffindor, tapi pedang tidak diberikan karena itu dianggap tidak berhak diwariskan oleh Dumbledore.
18. Ron mendapatkan warisan pemantik api yang dapat mengambil cahaya dan mengembalikannya (ini yang dipakai Dumbledore ketika mengantar Harry masih bayi ke Privet Drive, ingat?)
19. Hermione mendapatkan buku dongeng anak-anak penyihir dalam huruf Rune, aneh ya J
20. Tulisan tentang Dumbledore beredar, terutama yang menghebohkan adalah milik Rita Skeeter yang sangat controversial, antara lain menyebutkan bahwa Dumbledore pernah terlibat ilmu hitam, punya andil dalam kematian adiknya yang dianggap squib.
21. Kementrian sihir telah mulai disusupi pelahap maut.
22. Pada hari pernikahan Bill – Fleur terjadi kegaduhan karena kedatangan para pelahap maut. Saat itu harry, Ron, dan Hermoinne ber’apparate’ ke suatu tempat di kawasan muggle. Dan Petualangan pun … begin …


The Adventure begin …

23. Secara tak terduga mereka diikuti oleh 2 orang pelahap maut yang akhirnya mereka berhasil lolos. Tidak ada clue apa pun kenapa mereka bisa diikuti … mereka kembali ber’apparate …
24. Ke rumah Keluarga Black, yang telah diwariskan kepada Harry. Rumah ini telah dilindungi dengan mantra anti Snape yang berhasil mereka tembus.
25. Harry menemukan halaman pertama surat tulisan tangan ibunya kepada Black plus robekan foto ayahnya dan dirinya ketika masih usia sekitar 1 tahun.
26. Hermione mengamankan foto kepala sekolah Hogwarts dari keluarga Black agar mereka bebas dari pantauannya.
27. Lupin dating menemui mereka dan menawarkan bantuannya, Harry menolaknya dengan kata-kata pedas yang akhirnya dia sesali.
28. Mereka menemukan bahwa inisial RAB adalah ternyata milik adik Black, sehingga mereka tersadar untuk segera menginvestigasi Kreatcher si peri rumah keluarga Black.
29. Atas cerita Kreatcher mereka mengetahui bahwa kalung yang asli dan merupakan Horcrux ada di rumah tersebut dan telah diambil oleh Mundungus.
30. Harry berhasil mengambil hati Kreatcher dengan memberikan kepadanya kalung horcrux imitasi yang ia peroleh dari perjalanan terakhirnya bersama Dumblodore
31. Kreatcher berhasil membawa Mundungus ke Harry, ternyata kalung telah disita oleh Umbridge, masih ingat kan sama sosok idola di buku V?
32. Sementara itu di dunia penyihir para penyihir berdarah campuran ditangkapi kementrian.


Penyusupan ke Kementrian Sihir

33. Harry, Ron, Hermione mengatur penyusupan ke kementrian sihir untuk merebut kalung tersebut.
34. Penyusupan dilakukan dengan bantuan ramuan pollyjus.
35. Dalam penyusupan Harry menemukan mata gaib Mad Eye.
36. Kalung berhasil diambil paksa dari Umbridge melalui petualangan seru yang nyaris gagal. Mereka ber’apparate’ …
37. Nyaris sampai di depan Grimmauld Place, karena ternyata Hermione berhasil dipegang oleh salah seorang orang kementrian sihir yang sempat melihat lokasi persembunyian mereka itu, mereka mengalihkan lokasi apparate …
38. Ke hutan tempat dilaksanakannya turnamen piala dunia quidditch, kali ini Ron mengalami ‘squeenching’ yaitu adanya bagian tubuh yg terpisah ketika ber’apparate’
39. Mereka telah memiliki 1 horcrux saat ini : kalung RAB, namun belum mengetahui cara memusnahkannya.


Godric Hallows

40. Mereka mendirikan tenda serta memasang berlapis-lapis mantra perlindungan.
41. Setiap beberapa hari mereka terus melakukan perpindahan lokasi demi keamanan.
42. Kondisi memprihatinkan dalam pelarian ini menghasilkan pertengkaran hebat antara Ron dan Harry, Ron akhirnya memutuskan mundur dari petualangan ini.
43. Hermione dan Harry memutuskan ke Godric Hallows, tempat makam orang tua Harry dan juga tempat keluarga Dumbledore untuk mendapatkan pedang Gryffindor.
44. Di Godric Hallows mereka selain menemukan makam orang tua Harry juga makam keluarga Dumbledore, yaitu adik dan ibu Dumbledore.
45. Harry-Hermione bertemu dengan Bathilda yang ternyata adalah Nagini dan mengantarkan mereka untuk bertemu Voldemort.
46. Hermione sempat mengambil buku tulisan Rita Skeeter mengenai Dumbludore dirumah Bathilda.
47. Harry berhasil meloloskan diri dari Voldemort berkat bantuan Hermione, namun tongkat sihir Harry yang patah.
48. Buku tulisan Rita Skeeter menimbulkan kebencian Harry atas sosok Dumbledore yang dia rasa banyak menyembunyikan sesuatu darinya.
49. Fakta di buku tersebut yang menyatakan Dumbledore pernah bersahabat dengan Grindelwald seorang penyihir hitam.


Ron kembali …

50. Muncul patronus misterius berbentuk rusa betina putih perak yang akhirnya mengantarkan Harry menemukan pedang Gryffindor di dasar sebuah kolam.
51. Lokasi kolam telah keluar dari area mantra perlindungan yang ia buat bersama Hermione.
52. Harry mencoba mengambil pedang tersebut, di dalam kolam yang nyaris membeku itu Harry tercekik oleh kalung RAB yang merupakan Horcrux itu.
53. Harry berhasil ditolong oleh Ron yang ternyata masih mengikuti Harry dan Hermione.
54. Ron berhasil menghancurkan Horcrux kalung RAB dengan menggunakan pedang Gryffindor.
55. Pemantik lampu pemberian Dumbledore kepada Ron ternyata mampu memberitahu posisi Harry dan Hermionne sehingga ia bisa menemukan kembali mereka.
56. Harry mendapatkan pemberian tongkat sihir dari Ron yang merupakan hasil rampasan dari komplotan penjambret.


Relikui Kematian

57. Simbol yang banyak muncul pada buku pemberian Dumbledore kepada Hermione membuat mereka ingin menyelidikinya.
58. Dimulai dari Xenophilius Lovegood, ayah Luna, karena ketika pesta pernikahan Bill pernah mengenakan symbol yang sama pada kalungnya.
59. Xenophilius bersikap aneh dan ketakutan ketika menerima meraka, namun info penting yang berhasil didapatkan adalah adanya legenda mengenai 3 benda yang mampu menaklukan kematian, yaitu Pedang Sihir Elder, Batu Bertuah, dan Jubah Gaib. Ketiganya disebut sebagai Relikui penakluk kematian, The Deathly Hallows.
60. Xenophilius ternyata mengontak kementrian sihir untuk menangkap Harry. Belakangan diketahui bahwa Luna tengah disandera oleh kementrian.
61. Harry dan Hermione berhasil meloloskan diri dengan terlebih dahulu memperlihatkan diri kepada petugad`dari kementrian sihir. Ini dilakukan agar Xenophilius tidak dianggap sebagai pembohong dan untuk menyelamatkan Luna.
62. Ron dengan jubah gaib juga berhasil meloloskan diri tanpa terlihat.


Tertangkap

63. Hari-hari berikutnya Harry terobsesi dengan legenda Relikui Kematian, sedangkan Ron-Hermione bertahan agar tetap fokus pada pencarian Horcrux.
64. Komplotan penjambret berhasil menangkap mereka, ini karena Harry sempat mengucapkan kata-kata “Voldemort” yang ternyata mampu memusnahkan semua mantra perlindungan mereka.
65. Hermione sebelumnya berhasil menyihir wajah Harry menjadi bengkak dan tidak dikenali.
66. Salah seorang penjambret mengenali tanda di dahi Harry dan meyakini bahwa yang ditemukannya adalah Harry Potter, ini dikuatkan dengan keberadaan Hermione yang ramai diberitakan bepergian bersama Harry.
67. Mereka ditangkap bersama Dean dan Griphook (goblin) yang sebelumnya telah tertangkap.
68. Mereka dibawa menuju keluarga Malvoy yang kini merupakan markas para pelahap maut.
69. Bellatrix yang juga ada di sana justru tertarik dengan pedang Gryffindor, karena pedang tersebut (imitasinya) telah disimpan di Bank Gringotts. Ini sangat membuat Bellatrix gusar.
70. Keluarga Malvoy tidak ada mengenali Harry. Semua yang tertangkap dipindahkan ke bawah tanah, kecuali Hermione. Mereka memutuskan penyiksaan pertama dilakukan kepada Hermione yang merupakan darah Lumpur.
71. Di ruang bawah tanah mereka bertemu dengan Ollivander dan Luna.
72. Griphook (atas permintaan Harry) menyatakan bahwa pedang Gryffindor yang ditemukan bersama tertangkapnya Harry adalah palsu ketika ditanya oleh Bellatrix.
73. Di ruang bawah tanah Harry mendapat ide untuk meminta pertolongan melalui pecahan kaca pemberian Sirius yang selalu dibawanya, dan akhirnya Dobby muncul berapparate di depan mereka.
74. Harry meminta Dobby membawa Mr Ollivander, Dean dan Luna ke rumah Bill dan Fleur yang dianggap tempat paling aman, Shell Cottage. Mereka berapparate.


Hutang Budi Wormtail

75. Bunyi apparate mereka mengundang tanya bagi para pelahap maut di atasnya. Pettigrew memeriksa ke lantai bawah tanah.
76. Pettigrew nyaris berhasil membunuh Harry, karena perkataan Harry “Kamu mau membunuhku? Setelah aku menyelamatkan hidupmu? Kau berutang padaku” timbil sesaat keraguan pada Pettigrew.
77. Sesaat itulah Harry berhasil menyelamatkan diri. Ron segera melucuti tongkat sihir Wormtail.
78. Wormtail akhirnya mencekik dirinya sendiri dengan tangan besi miliknya.
79. Harry-Ron ke atas membantu Hermione. Terjadi pertarungan sengit antara mereka dengan para pelahap maut yang ada.
80. Berkat pertolongan Dobby yang kembali hadir mereka bisa selamat. Harry berhasil mengambil tongkat sihir Draco. Hermionne berhasil melucuti dan mengambil tongkat milik Bellatrix.
81. Ron-Hermione berapparate. Sedangkan Harry bersama Griphook dan Dobby. Mereka menuju ke Shell Cottage. Pedang Gryffindor juga berhasil diselamatkan.
82. Dobby ternyata telah terkena pisau perak Bellatrix dan mati. Hari luar biasa berduka untuk Dobby.


Bank Gringotts

83. Kemarahan Bellatrix ketika melihat pedang Gryffindor membuat Harry penasaran. Harry menduga di Gringotts Bellatrix menyimpan sesuatu yang luar biasa, Horcrux!
84. Di sela duka muncul Lupin yang mengabarkan kelahiran anaknya. Harry diminta menjadi wali bagi anaknya itu.
85. Ollivander memberitahu Harry-Ron-Hermione mengenai tongkat sihir yang akan mematuhi tuannya yang baru yang dimenangkan dari sebuah pertarungan. Berarti harry dapat menggunakan tongkat Draco sekarang. Ollivander juga menyatakan Tongkat sihir Elder benar adanya bukan sekedar legenda.
86. Meminta bantuan Griphook, Harry merencanakan menyusup ke Bank Gringotts.
87. Penyusupan dilakukan dengan penyamaran Ron sebagai tokoh fiktif, Hermionne menjadi Bellatrix dengan polyjus, sedangkan Harry dan Griphook menggunakan jubah gaib.
88. Berkat kutukan imperius mereka berhasil menyusup hingga ke kamar tempat disimpannya pedang Gryffindor palsu milik Bellatrix.
89. Mereka menemukan piala emas kecil yang paling memungkinkan sebagai Horcrux, tapi karena dilindungi mantra Genimo dan Flagrante seluruh benda di sana jika tersentuh akan panas membakar dan melipatgandakan diri dalam jumlah yang tak terhingga. Ini menyebabkan mereka ketahuan pihak Gringotts.
90. Mereka berhasil melarikan diri dengan membebaskan naga penjaga Bank Gringotts.
91. Mereka berhasil mendapat Horcrux yang berupa piala emas kecil namun pedang Gryffindor telah diambil


Griphook yang berkhianat.

92. Harry pingsan dan dalam mimpinya ternyata Voldemort telah mengetahui Harry telah memburu Horcrux-Horcrux miliknya.
93. Harry meyakini ada horcrux lagi di Hogwarts.
Aberforth
94. Mereka berapparate ke Hogsmeade dan langsung terdeteksi oleh para pelahap maut.
95. Penjaga Hogs Head menyelamatkan mereka, dia tak lain adalah Aberforth, adik Dumbledore.
96. Dia memiliki kembaran cermin Sirius yang dimiliki Harry, selama ini Aberforth mengawasi Harry melewati cermin ini.
97. Ternyata melalui cermin inilah Aberforth yang menolong Harry untuk mendatangkan Dobby ke ruang bawah tanah keluarga Malvoy.
98. Berkat bantuannya mereka berhasil memasuki Hogwarts melalui lukisan Ariana, adik bungu Dumbledore, yang ternyata lorong menuju Hogwarts.
99. Neville keluar dari lukisan itu, senang bertemu Harrry-Ron-Hermione lalu membimbing mereka menuju Hogwarts.
100. Mereka tiba di kamar kebutuhan, disambut oleh Neville dan seluruh laskarDumbledore.

Ayat-Ayat Cinta the Movie, Keberhasilan Obsesi Seorang Hanung?


Tulisan ini bukanlah berisi penilaian atas sebuah karya film hasil besutan Hanung Bramantyo yang berjudul Ayat-Ayat Cinta (AAC). Ini juga bukan tulisan dalam rangka membanding-bandingkan sebuah karya sastra fenomenal milik Kang Abik dengan hasil filmnya. Dalam keduanya saya belum memiliki kapasitas yang pantas untuk menilai. Ini hanya sebuah tulisan sederhana tentang apresiasi seorang pembaca buku yang begitu menantikan tayangan film dari buku kesayangannya.


Kehebohan mengenai keberadaan Film AAC telah terasa sejak pertengahan tahun lalu. Sebagian besar pecinta novel ini dilanda demam karena penasaran bagaimana novel seindah ini akan divisualisasikan dalam sebuah film. Tidak sedikit yang langsung memvonis gagal namun banyak pula yang dalam kondisi harap-harap cemas, seperti yg saya alami sendiri. Pemilihan tokoh pun menjadi kontroversi yang sengit bagi pencinta berat novel AAC ini. Namun berkat sosialisasi tulisan ala ‘curhat’ sang sutradara diblog nya sedikit banyak meredam emosi para pembaca. Sang sutradara berkisah betapa rumit dan kompleksnya membuat film agama dengan beban luar biasa berat di bawah tekanan estimasi tinggi para pembaca novelnya. Hanung mulai banyak menuai simpati banyak pembaca. Ini berubah dari sekedar pembuatan film menjadi sebuah obsesi pribadi seorang Hanung akan hadirnya film agama yang elegan dalam frame idealitas.


Penayangan tanggal 19 Desember karena kendala teknis diundur menjadi 4 januari. Tanpa kejelasan tiba-tiba diumumkan baru akan tayang 14 Februari. Kontra meledak terutama di kalangan netters mengenai waktu launching yang sangat bertentangan dengan nilai Islam yaitu bertepatan dengan Hari Valentine. Seterusnya hanya gossip dan gonjang-ganjing yang terjadi, bukan sekedar hangat tapi sudah sedemikian panas. Hingga akhirnya 28 januari diputuskan sebagai tanggal launching resmi film ini.


Bersamaan dengan itu, penjualan novel ini pun masih tetap laris manis, entah sudah cetakan ke berapa puluh novel yang beredar saat ini. Sungguh ruh baru yang membangkitkan optimisme dunia baca di Indonesia yang tengah menggeliat bangun.


Premier film ini ternyata sudah digelar di beberapa bioskop sejak tanggal 20 Februari pada jam-jam khusus. Kemarin malam berbekal iklan di surat kabar harian saya dan adik saya nekat untuk menyaksikan tayangan film ini yang diperkirakan akan selesai tepat tengah malam. Dengan biaya karcis yang ekstra mahal, saya ikhlaskan malam itu demi menurunkan demam penasaran atas film ini yang saya alami selama beberapa bulan terakhir. Walhasil sisa bangku kosong yang ada begitu membahagiakan saya ketika saya tiba nyaris benar-benar terlambat di loket pembelian karcis. Macet bro!


Opening hingga sekitar 30an menit pertama film terasa mengalir tanpa greget. Dari awal terkesan Hanung mengarahkan cerita langsung ke pernikahan Fahri. Meski tidak runut bahasa visual yang dihadirkan cukup mampu menterjemahkan benak-benak imajinasi kami ketika membaca novelnya. Lompatan plot terasa agak jauh-jauh, dari perkenalan di trem, tawaran taaruf dari syekh, dialog Fahri dengan teman flatnya, hingga tiba-tiba akhirnya sudah terjadi proses taaruf Fahri dan Aisha. Tapi itu tidak terlalu masalah karena mungkin bagi Hanung justru setelah pernikahanlah cerita menjadi hidup dan penuh greget, dan itu memang terbukti (detail cerita lihat : Film AAC).


Karakter yang muncul di film ini tampil sangat manusiawi dan realistis, nuansa cukup berbeda akan kita peroleh ketika kita membaca novelnya yang cenderung perfeksionis dan nyaris tanpa cela. Secara ekstrim Hanung dengan berani mendowngrade Fahri menjadi sosok yang begitu lugu dan peragu namun bersih hatinya. Jauh dari sosok superior. Karenanya bagi penikmat film ini yang belum membaca novelnya mungkin akan sedikit banyak bertanya : Apa yang membuat sosok Fahri ini dapat dicintai oleh 4 orang wanita sekaligus? Namun adegan talaqi dan adegan saat Fahri memimpin rapat serta ketika dia menolong Noura semoga cukup membantu para penonton jenis ini untuk lebih mengenal Fahri.


Aisha tampil glamour namun matang dan bijaksana. Kecerdasan Aisha sebagaimana di novel tidak begitu tampak di film ini. Lagi-lagi ini sangat masuk akal dalam rangka memanusiakan sosok Aisha yang terlalu sempurna. Di sini bahkan Aisha terkesan agak manja.


Maria tampil luar biasa, dia menjelma hampir sama persis dengan yang dituturkan Kang Abik dalam novelnya. Adegan yang sangat menarik adalah ketika Maria melafalkan hafalan Surah Maryam, logat dan cara pelafadzan quran dilakukan begitu polos dan menarik. Bahasa gambar dari Hanung terhadap Maria juga patut diacungi jempol, antara lain symbol salib di tangan Maria serta ketika Maria bercermin mencoba-coba memakai kerudung, adegan ini berbicara begitu banyak kepada penonton.


Nurul tampil dalam kadar sekedarnya namun cukup mengisi cerita secara keseluruhan. Sosok ketua Wihdah serta anak seorang Kyai besar juga tak terlalu menonjol di film ini.


Semua penokohan bagi saya terasa cukup proporsional terhadap keseluruhan alur cerita.


Secara teknis, kualitas gambar yang ditampilkan terbilang menarik dan cukup memuaskan. Namun kesan Megah dari film ini agak kurang, mungkin ini karena view ruangan setiap adegan terkesan terbatas dan sempit karena terbatasnya setting dan lokasi yang sama-sama kita ketahui menurut Hanung merupakan kendala utama pembuatan film ini.
Satu hal yang cukup mengganggu kita untuk menikmati film ini adalah kurang softnya hasil editing antar adegan. Sering potongan terjadi begitu kasar seolah dipotong secara tergesa. Ini cukup mengganggu karena berulang kali muncul.


Sebagai sebuah film romantis dengan muatan Agama yang begitu berat, Hanung terbilang berani bermain dengan symbol-simbol Agama. Hanung seolah malah dengan bangga memproklamirkan film ini sebagai film agama. Tak banyak sutradara muda seperti Hanung memiliki mental berani seperti itu, ini sangat patut kita apresiasi dengan setinggi-tingginya. Balutan jilbab dan kerudung hampir semua pemain wanita kenakan, begitu pun baju koko bagi prianya. Kumandang Quran dan shalawat pun bergema sepanjang film ini. Atmosfer yang begitu pekat akan nuansa Islam mampu menghadirkan suasana berbeda ketika kita menikmati film ini. Terasa begitu hidup dan memiliki ruh, bukan sekedar topeng layaknya sinetron-sinetron Ramadhan di televisi kita.


Fenomena soundtrack film yang tak kalah booming atau bahkan jauh lebih booming dibandingkan filmnya sendiri tengah menggejala di dunia perfilman kita. Wajar saja, karena kemajuan industri musik di tanah air telah melampaui kebangkitan film nasional yang jauh tertinggal di belakangnya. Hal ini pula yang terjadi pada film ini. Lantunan vocal Rossa dan Sherina telah lebih dulu akrab di telinga bahkan sebelum film ini ditayangkan. Kemunculan lagu-lagu ini membawa saya tarik tersendiri pada setiap adegan yang menyertainya. Lagi-lagi kurang rapihnya proses editing membuat potongan 2 buah lagu karya Melly dan sebuah lagu Sherina ini kurang maksimal bisa dinikmati. Ada kesan dipotong sekenanya dan dijejalkan masuk ke dalam beberapa adegan.


Demam penasaran selama beberapa bulan ini akhirnya mampu terobati oleh sebuah film yang memang ternyata layak untuk ditunggu. Ending cerita yang begitu menyentuh walaupun berbeda dengan versi novel sama sekali tidak mengecewakan.


Buat Hanung yang telah membuat film ini dari hati, semoga hasil karyanya ini dapat diterima hingga ke dalam hati penontonnya kelak. Obsesi Sang Sutrada? Ya sepertinya Hanung berhasil mewujudkannya :)

SPOILER !!! Film Ayat-Ayat Cinta (sebuah laporan pandangan mata)


Setelah berkali-kali tertunda sejak 19 Desember lalu, akhirnya Film Ayat-Ayat Cinta (AAC) jadi juga saya tonton tadi malam (22/02/08). Jadual tayang resminya baru akan dilakukan serentak tgl 28 mendatang. Karena masih premier, konsekuensinya saya harus rela menonton agak malam dan juga harus merogoh kocek agak lebih dalam dari biasanya hehehe. Saya coba tulis apa yang saya lihat dengan seminimal mungkin komentar dari saya. Selamat menikmati …


Opening

Film diawali dengan animasi MD Pictures, kemudian scene memperlihatkan padang pasir yang artistik lengkap dengan untanya. Walaupun belum pernah ke Kairo setidaknya gambaran ini tidak jauh berbeda seperti di buku. Scene berpindah ke suasana pasar tradisional di Mesir yang padat. Lalu muncul tokoh Fahri yang mendatangi flat Maria untuk meminta tolong memperbaiki computer miliknya yang tiba-tiba hang. Mereka menuju ke flat Fahri, di sini diperlihatkan beberapa adegan lucu mengenai kekikukan teman-teman seflat Fahri akan kedatangan Maria. Komputer Fahri ternyata terkena virus dan dead line untuk tesis Fahri tinggal 3 hari lagi dan data tersebut belum sempat diback up. Setelah itu diperlihatkan adegan-adegan Maria plus seluruh teman seflat Fahri yang membantu Fahri menyelesaikan tesisnya. Hanung mencoba memperlihatkan kedekatan tokoh Maria dengan Fahri dan teman-temannya. Setelah itu ada adegan Maria menitip CD ke fahri dengan keranjang dari flatnya (adegan ini banyak yang menunggu-nunggu lho). Setting saat itu dibuat benar-benar panas dan berdebu.


Talaqi

Adegan berpindah ke talaqi Fahri bersama Syekh Usman. Fahri saat itu melafadzkan Surah Arrahman. Setting sudah cukup mendukung, tapi tokoh Syekh Usman agak mengganjal buat saya, walupun terlihat bijak dan arif namun wajahnya sangat asia. Bukankah beliau seharusnya asli orang Mesir? (CMIIW- Correct Me If I’m Wrong)


Peristiwa di dalam Trem

Sepulang talaqi diperlihatkan suasana trem ala Mesir yang penuh sesak penumpang. Fahri sedang asyik mengulang-ulang hapalannya ketika tanpa sengaja ia bertemu salah seorang teman yang telah dikenalnya, mereka pun akhirnya asyik berbincang tentang bola. Ketika itu naik seorang bule Amerika (Alicia) bersama dengan ibunya yang terlihat basah oleh keringat. Tak seorang pun penumpang trem yang memberikan duduk bagi sang Ibu hingga akhirnya seorang perempuan bercadar (Aisha) memberikan tempat duduk bagi sang ibu bule tersebut. Di sini seorang penumpang berkulit hitam yang sangat terusik dengan sikap Aisha langsung menghardik Aisha atas apa yang telah dilakukannya terhadap si Ibu bule tersebut. Aisha terlihat membela diri dan terjadi selanjutnya pertengkaran mulut yang cukup mengundang perhatian seluruh penumpang. Fahri datang tepat ketika si kulit hitam nyaris menampar Aisha. Kali ini Fahri mencoba menengahi yang ternyata malah membuat si hitam semakin kalap, teman Fahri menjelaskan bahwa Fahri adalah mahasiswa Al Azhar dan murid talaqi Syekh Usman. Walau pun demikian akhirnya Fahri mendapat bogem mentah dari si hitam. (Adegan ini juga banyak ditunggu, jelas hasilnya agak berbeda dengan versi novel)

Adegan berpindah keluar trem, Alicia dan Ibunya mengucapkan terima kasih kepada Fahri. Diperlihatkan adegan Fahri menolak dengan halus jabatan tangan Alicia dan mencoba menjelaskan ini bagian dari ajaran Islam. Mereka bertukar kartu nama. Dibelakangnya Aisha juga berterima kasih ke Fahri sambil memperkenalkan diri. Percakapan mereka beralih ke dalam bahasa Jerman yang merupakan negeri asal Aisha. Adegan ini juga diakhiri dengan pertukaran kartu nama. Bahasa tubuh Aisha (mata) memperlihatkan mulai timbulnya rasa simpati kepada Fahri.
Adegan berlanjut di rumah Aisha. Dia bertanya perihal mahasiswa Indonesia ke pamannya (Eqbal Erbakan) dengan agak malu dan sedikit manja.


Wisma Nusantara dan Nurul

Scene berpindah ke Wisma Nusantara, tempat berkumpulnya mahasiswa Indonesia di Kairo. Di sini diperlihatkan seorang mahasiswi memberikan sepucuk surat ke Fahri, hal ini disaksikan oleh seorang mahasiswi lainnya (Nurul, ketua keputrian mahasiswi Indonesia). Setelah bertegur sapa antara Fahri dan Nurul adegan dilanjutkan dengan syuro (rapat). Di sini diperlihatkan Fahri yang memimpin syuro tersebut. Diselipkan pula adegan para mahasiswi yang membincangkan dan mengagumi Fahri di tengah-tengah syuro.


Tawaran Syekh Usman

Scene kembali ke ruang talaqi, ketika Fahri memberikan surat yang ia terima dari mahasiswi tadi ke Syekh Usman. Terlihat bahwa ini bukan yang pertama kali Fahri menerima surat dari wanita. Syekh Usman pun memberikan nasihat agar menyegerakan menikah kepada Fahri. Beliau pun menawarkan seorang wanita shaliha yang siap menikah yang merupakan sepupu salah seorang muridnya. Ekspresi terkejut dan bingung diperlihatkan oleh Fahri. Hingga adegan berlanjut ke percakapan antara Fahri dan salah seorang teman flatnya, Syaiful. Fahri menanyakan tawaran Syekh Usman kepada dirinya untuk melakukan taaruf. Di sini diperkenalkan makna taaruf melalui dialog keduanya, bagaimana Islam begitu meninggikan hubungan antara pria dan wanita dalam aturan yang indah dan penuh makna (semoga adegan ini mengena ke penonton, amien)

Peristiwa Tengah Malam

Di tengah malam, Noura tetangga flat Fahri tengah disiksa dan diusir ayahnya, Bahadur. Seperti di novel, Fahri yang melihat ini langsung meminta tolong Maria via hp agar membantu dan menolong Noura. Malam itu Noura bermalam di tempat Maria. Selanjutnya sebelum Subuh mereka bertiga ke tempat Nurul untuk menitipkan Noura.
Atas cerita Noura diketahui bahwa ia bukanlah anak kandung Bahadur. Ia tertukar ketika bayi di rumah sakit. Atas bantuan seorang ustadz muda sahabat Fahri yang memiliki teman di intelejen, akhirnya Noura berhasil dipertemukan dengan kedua orang tua aslinya. Di sini juga dipelihatkan Noura memberikan surat secara langsung kepada Fahri.


Alicia dan Aisha

Selanjutnya adegan ketika Alicia yang ternyata seorang jurnalis kembali bertemu dengan Fahri. Alicia diteman Aisha bertanya tentang kedudukan wanita dalam Islam. Perbincangan berjalan serius mengenai topic tersebut. Di akhir adegan ini terungkap bahwa Paman Aisha, Eqbal Erbakan merupakan senior Fahri belajar ke Syekh Usman. Mereka telah saling kenal.

Ibunda Fahri melalui telepon menanyakan perihal jodoh ini ke Fahri, beliau memberikan kebebasan sepenuhnya ke Fahri.

Ada selipan adegan percakapan berdua antara Fahri dan Maria di atas jembatan yang membelah Sungai Nil. Keduanya diperlihatkan sebagai sahabat yang dekat, namun pandangan mata Maria memperlihatkan lebih dari itu.


Taaruf Time …!

Scene kali ini adalah di rumah Eqbal Erbakan, Fahri tengah taaruf. Fahri memperlihatkan wajah gugup luar biasa. Sosok yang hadir saat itu Syekh Usman dan istri juga Eqbal Erbakan. Istri Eqbal belakangan keluar untuk memperkenalkan Aisha. Suasana menggelitik terjadi ketika Aisha dipersilakan membuka cadarnya untuk memperlihatkan wajahnya ke Fahri.


Pernikahan

Selanjutnya alur dibuat cepat ketika akhirnya Fahri menikahi Aisha. Di sana diperlihatkan bagaimana hancurnya hati Nurul. Pesta pernikahan ini tidak dihadiri Maria yang saat itu tengah berlibur ke rumah neneknya.


Bulan Madu

Malam setelah menikah Fahri dan Aisah kini tinggal di flat milik Ibu Aisha. Adegan romantis diberikan dalam porsi wajar. Yang perlu menjadi catatan di sini adalah jelas diperlihatkan betapa Aisha seorang jetset dengan gaya hidup kelas tinggi, jauh berbeda dengan Fahri yang sebelumnya hidup serba prihatin dan seadanya. Segala kemewahan hidup dijalani dengan canggung oleh Fahri. Visualisasi keadaan ini lumayan bagus.


Kecelakaan Maria

Sekembali dari liburan Maria mendapati kenyataan yang mengguncang hidupnya bahwa Fahri telah menikah. Kekecewaan yang sedemikian hebat juga mempengaruhi Maria secara fisik, kondisinya semakin lemah. Hingga puncaknya adalah ketika ia mengalami kecelakaan yaitu tertabrak oleh sebuah mobil dan harus dirawat di rumah sakit (belakangan diketahui bahwa ini dilakukan oleh kaki tangan Bahadur untuk melenyapkan Maria yang merupakan saksi kunci)


The Conflict Begin …

Malam itu Ustadz Jalal yang merupakan paman Nurul mendatangi flat kediaman Fahri dan Aisha dengan tujuan hmmm … meminta agar Fahri menjadikan Nurul sebagai istri kedua. (Ini sama sekali nggak ada di novel kan? CMIIW). Aisha mendengar ini semua, belum lagi ketika Aisha membaca sms di HP Fahri dari Syaeful perihal Maria. Rasa cemburu Aisha makin membuncah. Malam itu juga terjadinya Fahri diangkut ke kantor kepolisian atas tuduhan perkosaan.


Penjara

Setelah adegan interogasi plus sedikit penyiksaan di kantor tahanan adegan berpindah ke dalam sel, Penggambaran suasana dalam sel benar-benar dibuat ekstrem dengan beberapa ekor tikus yang bertengger di wadah makan para napi. Anda tak akan menemui Profesor dan beberapa mahasiswa pendemo di dalam penjara ini seperti yang tertulis di novel, melainkan seorang yang agak eksentrik, nyeleneh, bahkan terkesan kurang waras. Namun sosok ini digambarkan mampu memberikan nasihat-nasihat untuk menguatkan Fahri dengan cara-caranya yang terbilang aneh namun cukup mengena. Fahri di sini terkesan rapuh dan ringkih, sama sekali jauh dari kematangan jiwa.
Sementara Aisha divisualisasikan mengalami kepanikan yang luar biasa. Dukungan sahabat-sahabat Fahri termasuk Nurul sangat membantu Aisha untuk mempersiapkan persidangan. Sebagai pembela adalah seorang pengacara dari Indonesia (hmmm sebenarnya agak kurang meyakinkan ya J).


Persidangan

Secara visual suasana persidangan terkesan sangat sempit dan padat. Digambarkan masing-masing pihak mengajukan saksi-saksi baik yang mendukung maupun yang memberatkan Fahri, antara lain si Pemburu burung hantu, Bahadur, dan Nurul. Usulan pengacara Fahri agar sidang ditunda menunggu hasil test DNA atas bayi yang akan dilahirkan Noura ditolak oleh persidangan. Kubu Fahri menguras pikiran atas kondisi yang kian terjepit. Kesimpulan akhir saksi kunci adalah Maria. Sebelumnya telah dicoba menelusuri Surat Cinta Noura yang pernah diberikan Fahri ke Syekh Usman, namun sayang tidak berhasil ditemukan.


Pencarian Maria

Hilangnya Maria dari Flat setelah kecelakaan yang dialaminya membuat kubu Fahri terutama Aisha melakukan pencarian atas keberadaan Maria. Aisha berhasil menemukan Maria yang dalam keadaan koma dan kritis. Madam Naheed ibunda Maria memberikan diary milik Maria untuk dibaca Aisha. Aisha shock namun dia berhasil tampil tegar. Ini dibuktikan dengan mencoba membuat rekaman suara Fahri sebagai terapi bagi koma Maria.
Karena terapi suara belum mampu memberikan pengaruh yang signifikan, akhirnya dengan bantuan pihak Dubes Jerman, Aisha berhasil menghadirkan Fahri di rumah sakit selama sekitar 3 jam untuk membantu menyembuhkan Maria. Usaha Fahri mengajak dialog Maria memberikan kemajuan atas aktivitas tanda-tanda vital kehidupan Maria. Fahri hanya mampu berkata sambil memandang Maria saja, ternyata itu tidak cukup.
Adegan mengharukan terjadi ketika Aisha memohon kepada Fahri agar menikahi Maria. Inilah sedikit kutipan perkataan Aisah “ … Nikahi Maria, dia membutuhkanmu untuk hidup, dan bayi dikandungan ini membutuhkan ayahnya …”


Pernikahan Fahri dan Maria

Dengan persiapan seadanya dan maria masih dalam kondisi koma pernikahan antara Fahri dan Maria dilangsungkan. Penggambaran sisi manusiawi Aisha divisualisasikan dengan Aisha yang diam-diam keluar ruangan tempat akad nikah dan berlari sambil menangis. Madam Naheed mencoba menghibur Aisha.
Dengan sentuhan Fahri akhirnya Maria berhasil terjaga dari komanya dan kemudian dikisahkan Maria mengucapkan kalimah syahadat.


Persidangan terakhir

Dengan kehadiran Maria sebagai saksi maka terungkap seluruh kebenaran. Hal ini diperkuat dengan pengakuan Noura bahwa pelaku perkosaan sebenarnya adalah bahadur, ayah tirinya. Fahri terbebas dari segala tuduhan dan Bahadur pun diamankan oleh aparat persidangan.


Drama 2 cinta dalam 1 atap

Maria kembali ke flat milik Aisha, drama poligami pun dimulai. Beberapa adegan menggelitik pun hadir dalam keseharian mereka. Sempat Aisha nyaris ke luar dari rumah karena terbakar cemburu. Namun justru karena kepolosan Fahri akhirnya mampu membuat ketiganya hidup berdampingan dalam bahagia.


Ending yang Menakjubkan

Di bagian ini saya salut atas improvisasi dari Hanung yang menyelamatkan Film ini kesan sebagai film drama romantis biasa. Dikisahkan ketika itu kandungan Aisha terasa sakit dan berbarengan dengan itu jantung Maria pun mengalami gangguan. Keduanya masuk ke dalam rumah sakit yang sama. Hingga suatu saat Maria meminta mereka bertiga untuk berkumpul. Kalimat yang sempat ia ucapkan “ … Maafkan aku, baru aku sadari bahwa mengagumi dan mencintai itu berbeda dengan memiliki. Maafkan aku …”. Maria meminta diajari shalat oleh Fahri. Adegan berlanjut dengan wudhu Maria dan berjamaahnya mereka bertiga dalam shalat. Hingga ketika salam Fahri dan Aisha tersadar bahwa ternyata Maria sudah tiada.

Tidak ada Maria berlari-lari dari satu pintu ke pintu syurga yang lain. Tidak ada adegan perbincangan antara Bunda Maria (Siti Maryam) dengan Maria sebagaimana di novel. Semua ini sangat bisa dimaklumi karena ini merupakan masalah yang sangat sensitive dan bersentuhan langsung dengan symbol suci agama lain dan tentu saja sangat sulit menvisualisasikan bagaimana syurga dan sosok Bunda Maria bukan?

Sekali lagi jempol bagi Hanung atas ending yang menakjubkan sekaligus menyentuh ini. Buat yang akan menonton, nggak akan menyesal melihat film ini.